TUJUAN PENDIDIKAN MENURUT ARISTOTELES
Kata Kunci:
Education, Eudaimonia, Intelectual, Moral and Etic, Pendidikan, Intelektual, Moral dan EtikaAbstrak
One of the essences of human beings is animal educandus and animal educandum, that meaning is, people who educate and are educated. This activity has been going on since the existence of humans themselves and continues to this day. Therefore, thinking about what and how education should be implemented is always as a struggle. The struggle is how this education is organized so that it can achieve its ideal goal. The main goal of education is how to ensure that humans can achieve the image they are dealing with.
Aristotle, as a philosopher, has tried to provide a perspective on the essence of persistence itself. He as an educator in the past has suggested that education is an effort to create and serve good human beings, namely realizing and knowing what is his general goal as a human being, namely create as much and greatest happiness as possible for all humans.
In order to achieve as much and maximum happiness as possible for all human. Aristotle considered that education was the most important means. Therefore, there are at least 3 (three) goals of education as a way to achieve excellence, namely : (1) trying to achieve what is call eudaimonia, namely happiness, (2) building the highest intellect, and (3) building a virtuous human being noble (namely : ethical).
The method use to explore Aristotle’s thoughts regarding the goals of education is through library research. This research was carried out by collecting material from writings that discuss Aristotles’ own thoughts. The methodological steps are data collection, interpretation, collaboration and comparison of thoughts with educational philosophers.
Salah satu esensi manusia adalah animal educandus dan animal educandum, yaitu makhluk yang mendidik dan dididik. Kegiatan ini berlangsung sejak keberadaan dari manusia itu sendiri dan tetap berlangsung hingga saat ini. Oleh karena itu, pemikiran tentang apa dan bagaimana pendidikan itu dilaksanakan selalu menjadi pergumulan. Pergumulannya adalah bagaimana pendidikan itu diselenggarakan sehingga dapat mencapai tujuan idealnya. Adapun yang menjadi tujuan ideal dari pendidikan adalah bagaimana supaya manusia itu dapat sampai kepada citra idealnya.
Aristoteles sebagai seorang filsuf, telah mencoba memberikan perspektif tentang hakikat dari pendidikan itu sendiri. Ia sebagai seorang pendidik masa lampau telah menyuarakan bahwa pendidikan adalah merupakan sebuah upaya untuk menciptakan dan membudayakan manusia baik, yaitu menyadari dan mengetahui apa yang menjadi tujuan utamanya sebagai manusia, yaitu menciptakan kebahagiaan sebanyak-banyaknya dan sebesar-besarnya kepada manusia seluruhnya.
Dalam rangka mencapai kebahagiaan sebanyak-banyaknya dan sebesar-besarnya kepada manusia seluruhnya, Aristoteles memandang bahwa pendidikan adalah merupakan sarana yang paling utama. Oleh karena itu, setidaknya ada 3 (tiga) yang menjadi tujuan pendidikan sebagai jalan untuk meraih keutamaan, yaitu : (1) berusaha mencapai apa yang disebut sebagai eudaimonia yaitu kebahagiaan, (2) membangun intelektual tertinggi, dan (3) membangun manusia yang berbudi luhur (ber-etika).
Metode yang dipakai untuk mengeksplorasi pemikiran Aristoteles mengenai tujuan pendidikan adalah melalui penelitian kepustakaan. Penelitian ini dilaksanakan melalui pengumpulan bahan dari tulisan-tulisan yang membahas tentang pemikiran Aristoteles sendiri. Adapun langkah metodologinya adalah dengan pengumpulan data, interpretasi, koherensi dan perbandingan pemikiran dengan para filsuf pendidikan.